May 13, 2016

The Third Girl (Gadis Ketiga)

1


Review Third Girl (Gadis Ketiga)

Judul: Third Girl (Gadis Ketiga)
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: X, November 2013
Tebal: 360 halaman
ISBN: 978-979-22-2869-4

Blurb:

Hercule Poirot:

Mantan polisi Belgia yang menjadi detektif swasta, perawakannya kecil dan kumisnya besar, sangat teliti dan bangga akan otak serta kumisnya.

Ariadne Oliver:

Wanita Inggris pengarang cerita detektif, usia setengah baya, gemar mengubah-ubah tata rambutnya, emosional, dan menyombongkan intuisinya.

Berdua mereka melacak suatu pembunuhan.

Seorang gadis mengaku telah membunuh, kemudian menghilang. Tidak ada yang tahu di mana gadis ini maupun di mana pembunuhan itu terjadi. Betulkah gadis ini, yang dikenal sebagai Gadis Ketiga dari antara tiga gadis yang tinggal serumah, telah membunuh? Siapa korbannya? Kapan terjadinya? Di mana? Dan mengapa? Hercule Poirot dan Aridne Oliver memeras otak dan tenaga mencari jawaban pertanyaan tersebut, sebelum pembunuhan yang serupa terulang kembali.

Review:

Seorang gadis muda mendatangi Hercule Poirot dan mengaku telah membunuh seseorang, meski tidak begitu yakin dengan hal itu. Sebelumnya, ia telah mendengar desas-desus tentang Poirot sebagai seorang detektif. Namun, begitu melihat sosok Poirot yang sudah tua, ia mengurungkan niatnya untuk meminta bantuan. Ia pergi begitu saja, yang membuat Poirot kecewa sekaligus penasaran dengan gadis itu.

Pertemuan Hercule Poirot dengan Ariadne Oliver membuka kedok gadis yang mendatangi Poirot. Di sinilah, Poirot mulai curiga memang ada pembunuhan, meski belum jelas siapa yang dibunuh, di mana terjadinya, dan motifnya. Dengan bantuan Ariadne Oliver, penyelidikan pun dilakukan. Ariadne sangat bersemangat mencari tahu perihal sang gadis yang diketahuinya bernama Norma Restarick. Sebagai penulis cerita detektif, ia merasa telah melakukan hal-hal yang selama ini cuma ditulisnya.

Poirot mendapati kenyataan kalau Norma Restarick adalah gadis aneh yang agak kurang waras. Ia diceritakan begitu membenci ibu tirinya, bergaul dengan pemuda ‘cantik’ dengan penampilan berandalan, dan sering kehilangan memori atas apa yang ia lakukan beberapa jam sebelumnya. Hal ini begitu menyusahkan Poirot. Ia tidak tahu apa Norma ini bersungguh-sungguh dengan ucapannya, atau itu cuma trik untuk menutupi sesuatu.

Penyelidikan terus berlanjut. Poirot pun menyelidiki orang-orang yang berhubungan dengan Norma. Lalu, terkuaklah misteri di balik si gadis yang menganggap dirinya sendiri gila ini. Sesuatu yang tak disangka-sangka, yang tentunya akan membuat pembaca terkecoh di akhir cerita.

***

Sudah sejak lama aku menyukai novel karya Agatha Christie. Tidak seperti Sherlock Holmes yang kasusnya melibatkan trik, Agatha Christie lebih menitikberatkan sisi psikologis tokoh-tokohnya. Hal inilah yang membuatku menyukai karya Agatha Christie. Aku diajak menyelami kondisi jiwa tokohnya, sehingga aku paham apa yang terjadi pada mereka, serta alasan yang membuat mereka membunuh seseorang.

Gadis Ketiga ini novel Agatha Christie kesekian yang kubaca. Dan seperti biasa aku dibuat terkejut dengan ending­-nya. So unpredictable! Inilah yang bikin aku geregetan tiap baca novel Agatha Christie. Aku selalu salah tebak siapa pembunuhnya, padahal sudah kuusahakan seteliti mungkin ketika membaca. Agatha Christie memang gemar melempar banyak clue dan membuat banyak tokohnya seperti memiliki motif, sehingga pembaca kesulitan menebak pembunuhnya.

Overall, aku menyematkan 4/5 bintang untuk Gadis Ketiga. Aku puas dengan ceritanya dan jadi pengin baca novel Agatha Christie yang lain. Yang belum pernah baca novel Agatha Christie, harus mencoba baca karyanya. Dan siap-siaplah tertohok dengan ending-nya dan kebenaran siapa pembunuhnya ;)

***

Sebelumnya, aku mau berterima kasih dengan event Blind Date with A Book yang membuatku bisa baca Gadis Ketiga. Seperti yang kuceritakan di postinganku sebelumnya, akhirnya aku ‘berjodoh’ dengan novel ini. Sebenarnya, novel ini bukan prioritas utama dari pilihanku sih. Tapi, karena aku suka Agatha Christie, ya bolehlah… gak kecewa-kecewa amat akunya. Oh ya, aku mau berterima kasih sama Mbak Pauline Destinugrainy yang sudah mengirimkan novel ini. Aku masih ingat milih clue yang merujuk ke Poirot waktu baca pilihan buku yang ditawarkan Mbak Pauline. Wow, apa ini kebetulan? Novel punyaku juga kukirim ke Mbak Pauline, lho. Hehehe.

Ini penampaan buku kencanku ;)

1 comment: