Mar 19, 2017

Percy Jackson's Greek Gods

0


REVIEW PERCY JACKSON'S GREEK GODS

Judul:  Percy Jackson's Greek Gods
Penulis: Rick Riordan
Ilustrasi: John Rocco
Penerbit: Noura Books
Cetakan: I, Juli 2015
Tebal: 402 halaman
ISBN: 978-602-0989-88-4

Blurb:

Siapa yang bisa mengisahkan tentang awal mula kelahiran Dewa-Dewi Olympia lebih baik daripada demigod masa kini?

Sesungguhnya, Percy Jackson benar-benar tak ingin mengusik Dewa-Dewi Olympia dan membuat mereka marah kepadanya. Namun, demi keselamatan sesama blasteran atau demigod, dan juga para manusia, Percy pun berbaik hati mempertaruhkan nyawanya menuliskan semua yang dia ketahui tentang Dewa-Dewi Yunani Kuno dalam buku ini. Semua dilakukannya agar kita bisa mengenali mereka dan bertahan hidup saat bertemu mereka—yah, siapa tahu tiba-tiba mereka muncul di hadapan kita.

Jadi, jika kau menyukai kisah nyata penipuan, pencurian, pengkhianatan, dan bahkan kanibalisme, bacalah terus, karena jelas inilah Masa Keemasan bagi semua hal mengerikan itu. Bagi kalian yang masih awam dengan mitologi Yunani, maupun yang sudah sangat paham, buku yang sangat menghibur ini akan membuat kisah-kisah dari masa lampau itu jadi relevan dan sulit dilupakan.

Review:

Sekarang saatnya untuk berkenalan dengan para dewa-dewi, secara lebih dekat dan personal. Hanya saja waspadalah, sebagian dari kisah mereka mungkin akan membuatmu merasa sama seperti Kronos usai menenggak segelas penuh nektar mustard. (hal. 61)

Jujur saja, aku awam dengan mitologi Yunani. Memang aku sering mendengar nama Zeus, Hades, atau Athena. Tapi kisah-kisah mereka? Ehm, aku masih belum tertarik mengulik secara mendalam mengenai kehidupan dewa-dewi Yunani. Pada dasarnya, aku memang malas membaca hal-hal yang berbau sejarah atau legenda. Yang ada di bayanganku, kisah mereka pasti membosankan dan (bisa saja) sama sekali tidak menarik.

Tapi, semua asumsiku itu terbantahkan ketika aku membaca Percy Jackson's Greek Gods karya Rick Riordan. Kesan pertamaku adalah... WOW!! Seriously, buku ini amat sangat menarik! Malah aku tak menyangka ternyata mitologi Yunani itu seru juga. Terutama sifat para dewa-dewinya yang kelewat ajaib. Lewat narasi Percy yang lucu, aku diantar untuk menyelami awal mula kehidupan, munculnya titan, cyclops, tangan seratus, dan tentu saja kisah para dewa-dewi Yunani yang terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Percy mengawali buku ini dengan menceritakan dewa pertama yang bernama Kaos (Chaos). Dari Kaos, terbentuklah Bumi yang menjelma sebagai manusia bernama Gaea. Tak lama, muncullah sang langit yang bernama Ouronos. Dari Gaea dan Ouronos, lahirlah para titan, cyclops, dan tangan seratus. Tak lama, terjadi pemberontakan di mana Kronos membunuh Ouronos, ayahnya sendiri. Bersama Rhea, Kronos memiliki anak dewa-dewi yang rupawan. Sayangnya, Kronos hobi memakan anaknya sendiri akibat takut kutukan kalau anaknya akan merebut tahtanya menjadi kenyataan.

Bab-bab selanjutnya mulai menceritakan tentang dewa-dewi Olympus. Semuanya diceritakan secara berurutan, mulai dari Hestia, Demeter, Persephone, Hera, Hades, Poseidon, Zeus, Athena, Aphrodite, Ares, Hephaestus, Apollo, Artemis, Hermes, dan terakhir Dionysus. 

Dari semua dewa-dewi itu, favoritku adalah Hades. Alasannya karena aku memang suka makhluk muram dan murung macam Hades. Menurutku daripada sosok yang tampan, cantik, atau menawan, penampilan dan sifat Hades lebih membuatku tertarik. Meski penampilannya muram, tapi sesungguhnya dia memiliki hati yang lembut. Misalnya saja waktu Hades diam-diam membuatkan taman untuk Persephone. Yah, walau tak bisa ditampik kalau Hades seorang penguntit dan pelaku penculikan Persephone, tapi Hades tak pernah berbuat kasar pada Persephone. Dia melakukan hal itu karena memang tulus mencintai Persephone. Aw, menurutku itu so sweet sekali. Hehehe.

Ah ya, kekuatan buku ini selain dari narasi Percy yang selalu sukses bikin ngakak, juga ada pada ilustrasi buatan John Rocco di dalamnya. Ilustrasi berwarnanya membantuku mengimajinasikan sosok-sosok dalam mitologi Yunani. Misalnya saja Hera yang dikisahkan memiliki wajah ningrat dan kecantikan yang tak terjamah (hal. 118). Atau sosok Ares yang diibaratkan sebagai sosok yang layak disembah para penggertak, bandit, dan preman di seluruh dunia (hal. 269). Bisa dibilang, ilustrasi buatan John Rocco benar-benar menginterpretasikan sosok-sosok yang diceritakan Percy di buku ini.

Hera

Ares

Saat menamatkan buku ini, jujur aku merasa puas sekali. Buku ini sangat menghibur dan membuatku yang sedang dalam mood malas membaca, jadi semangat membaca lagi. Meski ada kisah yang bertemakan penipuan, pencurian, pengkhianatan, dan bahkan kanibalisme, tapi sesungguhnya tak semenyeramkan itu. Mungkin karena Percy menceritakannya secara menarik disertai humor-humor yang cerdas, jadi tak semenakutkan yang terlihat. Malah terkesan lucu dan membuatku tak sabar untuk melanjutkan membaca sampai tuntas.

Nah, buat kalian yang ingin mengenal dewa-dewi di mitologi Yunani, aku merekomendasikan banget buku ini. Selamat membaca! :D

0 comments:

Post a Comment