Apr 17, 2021

The Sixth Wicked Child

0


REVIEW THE SIXTH WICKED CHILD

Judul: The Sixth Wicked Child
Penulis: J.D. Barker
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Cetakan: 1, 2021
Tebal: 690 hal
ISBN:978-623-04-0356-9

Blurb:

Tidak mendengar yang tidak baik.

Bagi detektif Porter, kalimat "Ayah, maafkan aku," membangkitkan kenangan yang sengaja dikubur dalam-dalam. Bagi Bishop, ini mengungkapkan kebenaran yang tersembunyi selama beberapa dekade.

Tidak melihat yang tidak baik.

Ditemukan dekat dengan jasad korban, kalimat itu menghubungkan banyak korban dengan satu pembunuh.

Tidak bicara yang tidak baik.

Di tengah kekacauan dalam Chicago Metro dan FBIvirus, isolasi rumah sakit, petugas nakal, hingga korupsiBishop justru menyerahkan diri dan mengungkap sesuatu yang tak terduga, sesuatu yang mengubah dan memutarbalikkan situasi.

Tidak bertindak yang tidak baik.

Masa lalu mulai terurai, kebenaran perlahan terungkap. Akankah ini menjadi akhir perjalanan bagi Pembunuh Empat Monyet?

Review:

Selama Sam Porter ditahan, kembali terjadi pembunuhan beberapa orang yang melibatkan P4M. Modus operandinya serupa, yaitu ditemukan tiga kotak kecil putih yang diikat pita warna hitam dan papan bertuliskan "Ayah, Maafkan Aku". Para detekfif yang berwenang dan FBI pun mencari tahu keterkaitan para korban yang ditemukan.

Ketika penyelidikan berlangsung, Bishop menelepon Detektif Nash dan memintanya bertemu. Nash datang menemui Bishop, tanpa tahu Bishop memiliki rencana tersendiri. Rupanya Bishop sengaja memprovokasi Nash. Bishop membiarkan dirinya dipukuli untuk diperlihatkan kepada media bagaimana seorang polisi memperlakukan orang yang dianggap bersalah. Setelahnya, Bishop membeberkan fakta lain yang menghebohkan. Dia mengaku bahwa Sam Porter-lah dalang di balik P4M.

Para detektif dibingungkan dengan pernyataan Bishop tersebut. Namun, ketika diselidiki lebih lanjut, semua bukti mengarah pada keterlibatan Porter. Sementara itu, walikota dikabarkan menghilang. Clair pun menghilang ketika berada di rumah sakit yang saat itu sedang dikarantina akibat virus SARS. 

Berbekal buku harian Bishop, Porter mencoba menguak apa yang pernah terjadi di masa lalu. Ada sebagian ingatan Porter yang hilang akibat kepalanya pernah tertembak. Tapi, benarkah dia melakukan kejahatan yang tidak dia ingat? Atau... dia cuma penjahat yang berkedok sebagai polisi? 

***

The Sixth Wicked Child adalah buku terakhir dari seri The Fourth Monkey. Sama seperti buku-buku sebelumnya, pembaca disuguhi alur cerita yang intens. Terlebih di buku ini Sam Porter dituduh melakukan kejahatan yang serius. Seorang polisi harusnya mengayomi masyarakat. Tapi, ketika semua bukti menyudutkannya sebagai penjahat, siapakah yang lantas bisa dipercaya? 

Bishop sengaja membenturkan kenyataan tersebut pada publik. Bishop pun mendapat simpati, sementara publik, bahkan polisi menyudutkan Porter. Pada tahap ini, pembaca dibuat meragukan Porter. Porter yang sejak awal menangani kasus 4PM rupanya dalang di balik kasus yang coba dia pecahkan sendiri. Apa itu mungkin? Misteri tersebut sengaja disimpan oleh penulis dan akan terkuak menjelang ending

Buku harian Bishop merupakan bagian paling menarik di novel ini. Yang terjadi pada masa lalu Bishop terbilang mengenaskan untuk anak seusianya. Bagaimanapun pembunuh tak bisa langsung membunuh. Selalu ada alasan dan latar belakang di baliknya. Pembunuhan memang tak bisa dibenarkan. Hanya saja sebagai pembaca, kita dibuat mengerti untuk apa Bishop membunuh para korbannya.

Selain alur yang intens, ada kejutan tak terduga yang menanti. Misalnya saja pengkhianatan yang dilakukan pihak yang tak terduga, dan jebakan yang disusun Bishop atas aksinya. Akhir ceritanya pun begitu berkesan. Kalau di buku pertama Porter dibuat tak berdaya atas kematian istrinya, akhirnya terkuak dalang di baliknya. Tentu saja penulis mengakhirinya dengan dramatis layaknya adegan dalam sebuah film.

Sebagai penutup seri The Fourth Monkey, tak berlebihan apabila buku ini mendapat rating yang cukup tinggi di Goodreads. Membaca novel ini cukup memicu adrenalin. Label best seller bukan cuma sekadar tempelan semata, tapi dibuktikan dengan kualitas ceritanya yang jempolan. Penulis pun memberi pesan tersirat, bahwa selama ada polisi jahat, maka akan selalu ada polisi baik.

Terakhir, cukup banyak kalimat yang quotable di buku ini. Semuanya dirangkum di bawah ini:

"Aku tidak bisa meninggalkan temanku."

"Tidak, tetapi terkadang mereka yang meninggalkanmu." (hal. 18)

"Aku akan memberitahumu rahasia kecil, Frank. Orang cenderung menurunkan kewaspadaan mereka di dekat polisi bodoh. Kau akan terkejut betapa bermanfaatnya beberapa lelucon dan pakaian kusut." (hal. 68)

"Lupakan matamupenglihatan hanya kekasih penuh penipuansetelah kau memercayai indramu yang lain dengan sama besarnya seperti kau memercayai matamu, baru kau benar-benar belajar untuk melihat." (hal. 161)

"Kecantikan pernah memicu banyak perang, tetapi belum pernah mengakhiri satu pun perang. Kecantikan memiliki rasa tidak seperti yang lain. Itu adalah racun yang paling manis. Kau akan menginginkan lebih bahkan saat kematian merenggut nyawamu." (hal. 215)

"Semua hal ada harganya. Aku tahu apa yang kalian pikirkankalian pikir kita bisa menghidupkan lagi truk ini, dan pergi ke suatu tempat yang lebih baik. Yah, coba tebak, tidak ada tempat yang lebih baik, hanya tempat yang berbeda. Seluruh dunia adalah tangki septik. Yang bisa kalian lakukan hanyalah memilih sudut yang lebih bersih dan menahan baunya selama mungkin, kemudian pindah ke tempat lain." (hal. 266)

Terkadang solusi yang mudah atau yang sudah jelas bukanlah yang terbaik, dan terkadang yang terbaik itu tidak jelas atau mudah. (hal. 315)

"Kenangan itu mengalir, seperti air. Bisa meresap ke celah dinding paling kecil, setetes demi setetes, tetapi tidak pernah hilang sepenuhnya, mereka bertahan di sana, sampai tidak bisa lagi dibendung, kemudian mereka akan mencari pintu, mereka meraih cahaya. Ingatanmu ingin keluar. Kau hanya perlu membiarkannya. Mereka mendesak bagian belakang dinding itu." (hal. 496)

Rating: 5/5 bintang

0 comments:

Post a Comment